Cara
Merawat Kecantikan Yang Dilakukan Orang Zaman Dulu
Oleh
Anita Ramsay Ambarrani
Cantik itu apa sih sebenarnya? Ada
yang mengatakan kulit mulus dan putih itu cantik, namun ada juga yang
mengatakan cantik itu tergantung dari sikap wanita tersebut. Ya, memang setiap
orang memiliki definisi masing-masing tentang apa itu cantik.
Arti dari cantik bukan lah yang
terlihat dari fisik nya saja tetapi kecantikan sejatinya ada didalam diri
manusia yang tersimpan dan di bawa sejak lahir, maka tidak heran banyak orang
yang berkata kecantikan hati dapat mengalahkan kecantikan fisik dari seseorang.
Setiap perempuan tentu ingin terlihat cantik. Tak heran, sejak
dahulu kala kaum perempuan sudah melakukan perawatan dan rias wajah agar tampil
cantik. Ada beberapa cara yang digunakan perempuan dulu agar terlihat cantik
yaitu :
Kotoran
bulbul untuk masker
Zaman dulu, kaum perempuan Jepang sudah memiliki resep tradisional
untuk perawatan kecantikan. Resep yang diwariskan turun-temurun ini menggunakan
kotoran burung bulbul untuk masker wajah.
Di Jepang, kotoran burung bulbul yang dikenal sebagai Uguisu no
Fun sangat berharga. Pada zaman dulu, kaum perempuan Jepang langsung
mengoleskan kotoran burung tersebut pada wajah begitu saja. Namun, seiring
perkembangan teknologi, masker kotoran burung bulbul ini kemudian dibuat dengan
proses yang lebih modern, dan dijual dalam bentuk bubuk.
Kaum perempuan Jepang percaya kotoran burung bulbul bisa membuat
wajah menjadi cantik, karena mengandung enzym guanine yang bisa mengelupaskan
kulit mati sekaligus memutihkan kulit. Dengan demikian, kulit wajah pun
menjadi bersih dan bercahaya. Selain untuk perawatan wajah, kotoran
burung bulbul juga digunakan untuk membersihkan kimono yang sangat berharga
dari noda membandel.
Bubuk
tulang hewan untuk rias wajah
Di Prancis pada abad ke-18, kaum perempuan bangsawan, anggota
kerajaan, termasuk Ratu Marie Antoinette, sangat ingin memiliki kulit mulus dan
halus seperti pualam. Oleh karena itu, penata rias kerajaan pun melakukan trik
dengan memberikan lapisan tebal berupa bubuk putih pada wajah mereka. Lapisan
bubuk putih itu terbuat dari tulang hewan yang dilumatkan dengan timah putih.
Bahan itu lalu dicampur dengan lilin, lemak paus, atau minyak sayur. Nah, saat
campuran itu dioleskan pada wajah, hasilnya adalah riasan yang berminyak dan
melekat pada kulit wajah cukup lama.
Makan
tanah liat demi kulit mulus
Pada sekitar abad ke-18, kaum perempuan Spanyol sangat
mengagungkan kulit yang putih mulus bak porselen. Bagi mereka, kulit seperti
itu menjadi ukuran kecantikan. Nah, demi mempertahankan kemulusan kulit, mereka
pun rela memakan tanah liat. Ya, mereka percaya bahwa tanah liat berkhasiat
memutihkan dan melembutkan kulit. Padahal, gara-gara tanah liat yang mereka
makan itu, tak jarang mereka menderita penyakit anemia (kurang darah) dan
klorosis (kekurangan tenaga). Akibat mau cantik malah sakit .
Mewarnai rambut dengan arsenic
Pada zaman Yunani Kuno, rambut pirang dianggap sangat indah dan
eksotis. Sebab, tidak banyak orang Yunani yang terlahir dengan rambut pirang.
Oleh karena itu, kaum perempuan Yunani ketika itu suka mewarnai rambutnya
dengan ekstrak tumbuhan dan racun arsenik, guna mendapatkan warna pirang
natural. Mereka juga terbiasa mencuci rambutnya dengan campuran abu, minyak
zaitun, dan air.
Alis
palsu dari bulu kambing
Untuk keindahan mata, kaum perempuan Yunani Kuno membuat alis
palsu dari bulu
kambing
yang telah diwarnai, lalu ditempelkan pada kulit dengan getah karet. Sedangkan
untuk mendapatkan warna hitam pada garis mata atau eyeliner, mereka memakai
sejenis bahan dari metal yang ditumbuk halus.
Perona
pipi dari pewarna makanan
Pada zaman renaisans (peralihan ke abad modern di Eropa), kaum
perempuan Italia sangat gemar memakai polesan bibir dan perona pipi warna
merah. Untuk mendapatkan riasan warna merah yang awet, mereka mencampurkan
pewarna makanan merah dengan cendana dan lilin. Cara membuat dan memakainya
sangat rumit, tapi warna merah yang dihasilkan bisa bertahan lama pada wajah.
Bahkan, bisa lebih dari seminggu, termasuk jika dibasuh dengan air setiap hari.
Ramuan belladona
wanita pada era
Elizabeth inimenggunakan ramuan belladona. Ramuan ini digunakan untuk
melebarkan pupil matamereka. Sayangnya efek samping penggunaan ramuan ini
adalah penglihatan menjadikabur dan menimbulkan halusinasi. Bahayanya lagi,
tanaman yang digunakan untukramuan ini merupakan tanaman beracun. Para pemburu
kerap menggunakannya untukmembuat ujung panah mereka beracun. Susah yah untuk
selalu terlihat cantik,dari zaman dulu ternyata wanita sudah harus bersusah
payah agar terlihat cantik.
Menggosokkan
kopi di sekujur tubuh
Sejak zaman dulu, baik kaum perempuan maupun lelaki Rusia sudah
terbiasa menggunakan ramuan scrub atau lulur dari kopi untuk me-rawat kulit
tubuh. Mereka menggosokkan kopi di sekujur tubuh sambil bersauna atau berendam
air panas. Hal ini supaya proses pengangkatan sel kulit mati lebih optimal.
Nah, dengan lulur kopi ini, kulit akan merona dan tampak cerah. Selain itu,
tubuh pun tak akan menebar bau tak sedap.
Menyedot darah dengan
lintah
wanita pada masa abad ke14-17.
Mereka berusaha terlihat rapuh dan pucat. Sebab kulit pucatmenggambarkan
kecantikan seorang wanita pada era ini. Untukmembuat kulit mereka pucat,tak
sedikit wanita yang melakukan pengeringan darah.Beberapa dari mereka bahkan
menempelkan lintah di bagian telinga.
Menghilangkan
bau mulut dengan arang
Napas segar adalah modal utama saat
berbicara dengan lawan jenis, atau klien penting. Di zaman modern, terdapat
pasta gigi dengan aroma mint segar. Namun, apa yang dilakukan oleh orang-orang
Romawi kuno untuk menghilangkan bau mulut akibat lubang-lubang pada gigi? mereka
menggunakan arang sebagai senjata melawan bau mulut. Namun, di sejumlah daerah
lainnya, masyarakat kuno terbiasa menggunakan kayu hasil pembakaran. Mereka
mengklaim bahwa mengunyah arang meninggalkan bau mulut mint segar pada mulut,
dan juga gigi yang hitam.
Bibir
merah dengan bromine
Wanita di zaman mesir
kuno mendapatkan sensualitas bibir mereka dengan menggunakan zat kimia bromin.
Namun, zat kimia berbahaya ini ternyata mampu membakar kulit, gagal ginjal, dan
kerusakan otak pada wanita yang menggunakannya.
Mandi
air garam
Negeri Mesir tersohor karena kecantikan Ratu Cleopatra yang
melegenda. Sejak zaman ratu yang terkenal cantik jelita ini, kaum perempuan Mesir
gemar melakukan perawatan kecantikan dengan bahan mineral. Misalnya, mandi air
garam dan berendam pada lumpur Laut Mati. Konon, khasiat keduanya bisa membuat
awet muda dan menjadikan kulit mulus bercahaya. Selain itu, parfum juga
merupakan hal yang penting bagi peradaban Mesir. Orang Mesir membuat parfum
dari bunga, madu, anggur, dan buah.
Besi
panas untuk mencatok rambut
Pada masa ini tentu alat catok
rambut belum ditemukan. Untuk itu para wanita menggulung rambut mereka dengan
menggunakan besi panas. Belum ditemukannya hair spray juga tak menghambat
langkah mereka untuk mempercantik penampilan. sebagai gantinya mereka memilih
permen karet, untuk membuat tatanan rambut mereka tetap rapi dan tidak
berantakan.
Masker
kotoran buaya dan lumpur
Pada zaman dahulu para wanita di
Yunani mencampur kotoran buaya dengan lumpur dan menjadikannya masker wajah.
Ramuan tersebut dipercaya dapat memperlambat proses penuaan pada wajah
seseorang.
Pemutih
kulit dari timah putih
Wanita
di Yunani kuno mencampur timah putih dengan minyak zaitun untuk memutihkan
kulit mereka. Namun, pada waktu itu mereka tidak tahu bahwa jika timah putih
diserap ke dalam kulit dapat menyebabkan kematian karena terdapat racun. Ritual
lain yang tidak biasa adalah dengan menggunakan bubuk gelap untuk menghubungkan
kedua alis, yang pada waktu itu dianggap sebagai simbol keindahan.
Bubuk
timah hitam
Untuk membuat mata terlihat lebih
menarik, wanita, khususnya yang tinggal di Mesir, menggunakan bubuk timah
hitam untuk digunakan sebagai celak mata. Namun hal ini dihentikan setelah mereka
menyadari bahwa zat ini beracun.
Bahan
alami dari tumbuhan
Sebagian besar ritual kecantikan
masa lalu berasal dari peradaban Mesir. Mereka membuat eyeliner dari galena,
eyeshadow dari rempah-rempah kunyit, dan juga menggunakan almond yang sudah
dibakar untuk menghitamkan alis mata. Meskipun beberapa ritual kecantikan di
atas ada yang berbahaya, namun hal ini membuktikan bahwa wanita pada jaman dulu
pun sudah memikirkan tentang kecantikan mereka.
Sumber : Majalah
Girls
0 komentar:
Posting Komentar