ANITA RAMSAY AMBARRANI

Rabu, 02 Oktober 2013

0 MANUSIA DAN MUSIK




MENGENAL MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA & CARA MELESTARIKANNYA


Oleh Anita Ramsay Ambarrani













A.    Musik Tradisional Nusantara
             Musik adalah sumber peradaban , music terdahulu mungkin siulan oleh orang-orang pra sejarah dengan panggilan atau siulan untuk suku primitive . Di zaman pra sejarah musik hadir dalam upacara sacral karena fungsi magis dapat di gunakan sebagai sarana komunikasi dengan roh arwah leluhur dan alam gaib ,
             Irama lahir dari alat-alat music sederhana berupa batu , potongan kayu , tulang belulang binatang, dan lain-lain . Musik tradisional membuat kehidupan mejadi sacral , dan musik di pergunakan dalam upacara-upacara yang menandai dalam kehidupan mereka dan menemani perkerjaan sehari-hari.
             Kemudian dengan berkembangnya zaman musik menjadi penting di istana-istana raja , juga di antara para orang kaya . Musik untuk orang biasa berkembang lambat namun kemudian menjadi terkenal dan musik ini di kenal music rakyat atau “ musik nusantara “ .
             Musik ini mengungkapkan rasa dan pandangan hidup dari rakyat kebayakan . kultur-kultur yang berbeda di gambarkan dengan gaya musik dan perananya dalam konteks social budaya masyarakat indonesia .
              Musik tradisional ialah musik khas bangsa Indonesia yang di gali oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada masa lalu , yang di wariskan secara turun-temurun dan merupakan tradisi bangsa Indonesia . maka seringkali nama pengarangnya tidak di ketahui , sperti hal nya pada music pop, kroncong maupun musik rakyat .
             Hal itu di sebabkan kehidupan masa lalu yang bersifat gotong-royong dan semua hasil karya milik bersama . karena hasil karya bersma dan milik bersama , sehingga tidak dapat di sebu pengarang/pencipta yang di sebut anoym atau NN(none name).

TOKOH MUSIK TRADISIONAL YANG TERKENAL ANTARA LAIN :
1.      RADEN MACHYAR ANGGA KOESOEMADINATA
Beliau mempelopori penulisan tangga nada pelong dan slendro dengan : da, mi, na, ti, la, da , pada tahun 1923 .

2.      KOKO KOSWARA (Mang Koko)
Jasa beliau antara lain adalah mengubah tangga nada da, mi, na, ti, la, da , menjadi tiga nada dasar ( terutama pada pelog) yaitu :
a.jawar (da, mi, na, ti, la, da ) nada dasar da
b.liwung (na , ti , la ,da , mi , na ) nada dasar na
c.sorog (ti , la ,da , mi , na ,ti ) nada dasar ti

3.      GESANG MARTOHARTONO
bengawan solo by gesang.JPGGesang merupakan maestro keroncong asal solo . beliau menciptakan lagu bengawan solo . sebuah lagu keroncong yang menyebrangi lautan . lagu yang sangat di gemari di jepang . lagu merupakan bahasa umum yang melintasi dunia, dimana lagu ini menjadi jembatan pertukaran kebudayaan antara Jepang dan Indonesia .
images (21).jpg

               










B. Musik Nusantara
     Musik Nusantara adalah music daerah yang berkembang di seluruh wilayah kepuluan dari Sabang sampai Merauke yang di wariskan dari nenek moyang secara turun temurun sehingga seringkali tidak dikenal atau diketahui siapa penciptanya . Musik Nusantara atau music daerah memiliki cirri khas dan gaya masing-masing daerahnya ditinjau dari pola iramanya, bentuk lagunya, fungsi dan perannya dalam konteks budaya dan masyarakatnya. Musik daerah berkembang didaerah setempat sehingga syair lagunya menggunakan bahasa daerah masing-masing atau dengan kata lain syair lagunya menggunakan bahasa ibu, sehingga jika kita ingin menyanyika lagu-lagu daerah yang bukan dari daerah kita sendiri merasa sulit untuk pengucapan yang “pas” dalam menyanyikan syairnya.
Ciri Musik Nusantara:
a)      Lagunya berasal dari warisan secara turun temurun
b)      Syair lagu nya menggunakan bahasa daerah
c)      Pola iramanya adalah gaya dari daerah masing-masing
d)     Iringan musiknya berasal dari daerah masing-masing
e)      Bentuk lagunya sederhana dan tidak terlalu panjang
f)       Penciptanya lagunya sering tidak dikenal.


MACAM-MACAM MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA

A.    MUSIK GAMELAN
             Gamelan adalah nama kumpulan (keseluruhan) instrument daerah jawa, sunda dan bali yang di mainkan bersama dan merupakan suatu ansambel atau simfoni yang menggunakan tangga nada pelog dan slendro.
             Music gamelan di seluruh Indonesia sejak zaman dahulu kala sudah popular, terbukti dengan adanya peninggalan gamelan yang lengkap di keratin solo dan jogja pada zaman sultan agung . bahkan di jawa barat pun sudah ada gamelan yang besar dan lengkap, hanya saja jumlah instrumennyayang berbeda-beda.
              Seperangkat gamelan yang lengkap terdiri dari 5 kelompok instrumen dengan susunan sebagai berikut :
-          Kelompok balungan terdiri dari : demung,saron,peking
-          Kelompok blimbingan, terdiri dari: slentemn,gender berung, gender penerus
-          Kelompok pecon , terdiri dari : boning, kenong, kempul, ketuk dan gong
-          Kelompok pelengkap terdiri dari : suling, site(kecapi), cemplung , rebab , gambang
              Music gamelan ini terkenal sampai ke luar negeri, bahkan beberapa Negara telah membeli perangkat gamelan dan berminat mempelajari gamelan, bahkan dengan mendatangkan tenanga ahli dari Indonesia, sebagai pengajar di berbagai Negara seperti Amerika , Belanda dan Filipina.

B.     MUSIK GAMELAN DEGUNG
                           Arti Degung sebenarnya hampir sama dengan Gangsa di Jawa Tengah, Gong di Bali atau Goong di Banten yaitu Gamelan, Gamelan merupakan sekelompok waditra dengan cara membunyikan alatnya kebanyakan dipukul. Pada mulanya Degung berupa nama waditra berbentuk 6 buah gong kecil, biasanya digantungkan pada “kakanco” atau rancak/ancak. Waditra ini biasa disebut pula “bende renteng” atau “jenglong gayor”. Perkembangan menunjukan bahwa akhirnya nama ini digunakan untuk menyebut seperangkat alat yang disebut Gamelan Degung dimana pada awalnya gamelan ini berlaras Degung namun kemudian ditambah pula dengan nada sisipan sehingga menjadi laras yang lain (bisa Laras Madenda/Nyorog ataupun laras Mandalungan/Kobongan/Mataraman).
                            Ada anggapan lain sementara orang bahwa kata Degung berasal dari kata ratu-agung atau tumenggung, seperti dimaklumi bahwa Gamelan Degung sangat digemari oleh para pejabat pada waktu itu, misalnya bupati Bandung R.A.A. Wiranatakusuma adalah salah seorang pejabat yang sangat menggemari Degung, bahkan beliaulah yang sempat mendokementasikan beberapa lagu Degung kedalam bentuk rekaman suara.
                           Ada pula yang menyebutkan Degung berasal dari kata “Deg ngadeg ka nu Agung” yang mengandung pengertian kita harus senantiasa menghadap (beribadah) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam bahasa Sunda banyak terdapat kata-kata yang berakhiran gung yang artinya menunjukan tempat/kedudukan yang tinggi dan terhormat misalnya : Panggung, Agung, Tumenggung, dsbnya. Sehingga Degung memberikan gambaran kepada orang Sunda sebagai sesuatu yang agung dan terhormat yang digemari oleh Pangagung.
                          Mula mula Degung merupakan karawitan gending, penambahan waditrapun berkembang dari jaman ke jaman. Pada tahun 1958 barulah dalam bentuk pergelarannya degung menjadi bentuk sekar gending, dimana lagu-lagu Ageung diberi rumpaka, melodi lagu dan bonang kadangkala sejajar kecuali untuk nada-nada yang tinggi dan rendah apabila tidak tercapai oleh Sekar. Banyaknya kreasi-kreasi dalam sekar, tari, wayang menjadikan degung seperti sekarang ini.
                       Istilah waditra khususnya dalam degung dan umumnya dalam Karawitan Sunda adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan berkesenian. Istilah dalam musik “instrumen”.
a.    Bonang, terdiri dari 14 penclon dalam ancaknya. Berderet mulai dari nada mi alit sampai nada La agend
b.    Saron/Cempres, terdiri dari 14 wilah. Berderet dari nada mi alit sampai dengan La rendah.
c.    Panerus, bentuk dan jumlah nada sama dengan saron/cempres, hanya berbeda dalam oktafnya.
d.    Jengglong terdiri dari enam buah. Penempatannya ada yang digantung dan ada pula yang disimpan seperti penempatan kenong pada gamelan pelog.
e.    Suling, suling yang dipergunakan biasanya suling berlubang empat.
f.     Kendang, terdiri dari satu buah kendang besar dan dua buah kendang kecil (kulanter). Teknis pukulan kendang asalnya dipukul/ditakol dengan mempergunakan pemukul. Dalam perkembangannya sekarang kendang pada gamelan degung sama saja dengan kendang pada gamelan salendro-pelog.
g.    Gong, pada mulanya hanya satu gong besar saja, kemudian sekarang memakai kempul, seperti yang digunakan pada gamelan pelog-salendro.
C.     MUSIK ANGKLUNG
                         Angklung merupakan sebuah alat musik tradisional terkenal yang dibuat dari bambu dan merupakan alat musik asli Jawa Barat, Indonesia. Dulunya, angklung memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen. Suara angklung dipercaya akan mengundang perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci) yang akan membawa kesuburan terhadap tanaman padi para petani dan akan memberikan kebahagian serta kesejahteraan bagi umat manusia.
                         Angklung juga diartikan sebagai  alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat daribambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
                         Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dariUNESCO sejak November 2010. tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.

CARA-CARA MELESTARIKAN MUSIK TRADISIONAL

                     Musik yang dahulu tak ternilai harganya, kini justru menjadi budaya yang tak bernilai di mata masyarakat. Sikap yang tak menghargai itu memberikan dampak yang cukup buruk bagi perkembangan budaya tradisional di negara kita. Mengapa? Karena salah satu cara untuk melestarikan musik trsdisional adalah sikap dan perilaku dari masyarakatnya sendiri. Jika dalam diri setiap masyarakat terdapat jiwa nasionalis yang dominan, melestarikan budaya tradisional merupakan suatu kebanggaan, tapi generasi muda sekarang ini justru beranggapan yang sebaliknya, sehingga mereka menggagap melestarikan musik itu suatu paksaan. Jadi kelestarian musik tradisional itu juga sangat bergantung pada jiwa nasionais generasi mudanya.


                        Sebagai para generasi muda penerus bangsa, jiwa dan sikap nasionalis sangatlah diperlukan. Bukan hanya untuk kepentingan politik saja kita dituntut untuk berjiwa nasionalis, tetapi dalam mempertahankan dan melestarikan budayapun juga demikian. Kita butuh untuk menyadari bahwa untuk mempertahankan budaya peninggalan sejarah itu tidak mudah. Butuh pengorbanan yang besar pula. Oleh karenanya tak cukup apabila hanya ada satu generasi muda yang mau untuk tapi yang lain masa bodoh. Dalam melakukannya dibutuhkan kebersamaan untuk saling mendukung dan mengisi satu sama lain. Dalam kata lain dalam menjaga kelestarian music tradisional juga diperlukan kekompakan untuk saling mengisi dan mendukung.


DAFTAR PUSTAKA
Hamdju A, Windawati A .1978. pengetahuan seni music. Jakarta:penerbit mutiara
Prier sj. 1993. Sejarah music jilid 2. Jogyakarta: pusat music liturgy.







0 komentar:

Posting Komentar

Kursor Blog