ANITA RAMSAY AMBARRANI

Kamis, 17 Oktober 2013

0 MANUSIA DAN PENDERITAAN

KEMISKINAN DI INDONESIA

Oleh Anita Ramsay Ambarrani
       













A.   Latar Belakang 
                 Kemiskinan sering menjadi topik yang dibahas dan diperdebatkan dalam berbagai  forum baik nasional maupun internasional, walaupun kemiskinan itu sendiri telah muncul ratusan tahun yang lalu. Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan dalam berbagai keadaan hidup. Perkembangan kondisi kemiskinan di suatu negara secara ekonomis merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, dengan semakin menurunnya tingkat kemiskinan yang ada maka dapat disimpulkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Dalam mewujudkan tujuan negara, pemerintah secara terus menerus telah melakukan program pembangunan nasional. Dua sasaran utama yang selalu mendapat perhatian dalam program pembangunan nasional adalah pengentasan kemiskinan dan penurunan angka pengangguran. Pada masa pemerintahan orde baru, upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran dapat dikatakan cukup berhasil, namun setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1996 angka kemiskinan dan pengangguran meningkat kembali sehingga hasil kinerja terhadap dua sasaran pembangunan tersebut, hasilnya belum menggembirakan.

B. Pembahasaan
                
Kemiskinan sering dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Kemiskinan dapat diartikan sebagaiketidakmampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti pangan,perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Kemiskinan adalah suatu kondisi yang dialami seseorang atau kelompok orang yang tidak mampumenyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi(BAPPENAS dalam BPS, 2002).
Menurut Suparlan (1984) “kemiskinan merupakan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan”.(Hudaya ,2009:7)
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut Hartomo dan Aziz (1997) yaitu :

1). Pendidikan yang Terlampau Rendah
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.

2). Malas Bekerja
Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.




3). Keterbatasan Sumber Alam
Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin.




4). Terbatasnya Lapangan Kerja
Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagimasyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerjabaru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagimasyarakat miskin karena keterbatasan modal dan keterampilan.





5). Keterbatasan Modal
Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapialat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang merekamiliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.

6). Beban Keluarga
Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi .




C. Unsur Kemiskinan 
·         Kemiskinan yang disebabkan Aspek Badaniyah. Biasanya orang – orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmaniah. Karena cacat badaniah misalnya : dia lantas berbuat atau bekerja secara tidak wajar seperti menjadi pengemis atau meminta-minta. Menurut ukuran produktifitas kerja, mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal malah lebih bersifat konsumtif . Sedangkan yang menyangkut Aspek Mental biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja secara wajar, sebagaimana manusia lainnya. Mereka ada yang bekerja sebagai meminta-minta atau bekerja sebagai pekerja sambilan bila ada yang memerlukannya, tindakan-tindakan sepertyi itu jelas bisa menyebabkan kemiskinan bagi dirinya dan menimbulkan beban bagi masyarakat lainnya.

·         Kemiskinan yang disebabkan Aspek Bencana. Apabila tidak segera diatasi sama saja hanya akan menimbulkan beban bagi masyarakat umum lainnya. Mereka yang kena bencana alam, umumnya tidak mempunyai tempat tinggal bahkan sumber daya alam yang mereka miliki sebelumnya habis oleh pengikisan bencana alam. Kemiskinan yang disebabkan bencana alam biasanya pihak pemerintah mengambil atau menempuh dua cara. Pertama, sebagai pertolongan sementara diberikan bantuan secukupnya. Kedua, mentransmigrasikan mereka ke tempat-tempat lain yang lebih aman dan memungkinkan mereka hidup layak.

·         Kemiskinan buatan disebut juga kemiskinan Struktural. Ialah kemiskinan yang ditimbulkan oleh dan dari struktur – struktur ekonomi, soisial dan kultur serta politik. Kemiskinan struktur ini selain ditimbulkan oleh struktur penenangan atau nrimo / menerima / pasrah, memandang kemiskinan sebagai nasib, malah sebagai takdir Tuhan.







D. Usaha-usaha Mengatasi Kemiskinan
                Dari hasil penelitian kemudian pusat perhatian para ahli lambat laun mulai bergeser dari tekanan pada penciptaan lapangan kerja yang memadai ke penghapusan kemiskinan, dan akhirnya ke penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan dasar bagi seluruh penduduk yang berupa dua perangkat, yaitu ;

§  perangkat kebutuhan konsumsi perorangan akan pengan, sandang dan papan/ permukiman.
§  Perangkat yang mencakup penyediaan jasa umum dasar, seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, saluran air minum, pengangkutan dan kebudayaan .

Disamping kedua perangkat tersebut, kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar manusiawi kadang-kadang juga digunakan untuk mencakup tiga sasaran lain, yaitu ;
1. hak atas pekerjaan produktif dan yang memberikan imbalan yang layak, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap rumah tangga atau perorangan.
2. prasarana yang mampu menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk.
3. partisipasi seluruh penduduk , baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pelaksanaan proyek-proyek yang berhubungan dengan penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan dasar.




F. Penutup Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut, dapat kita tarik benang merah bahwa kemiskinan itu pada hakikatnya berkaitan langsung dengan sistem kemasyrakatan secara menyeluruh. Dan bukan hanya ekonomi atauv politik,social dan budaya. Sehingga penayangannya harus berlangsung secara menyweluruh dengan suatu strategi yang mengandung semua aspek dan perilaku kehidupan manusia bisa dimulai dengan resep ekonomi, kemudian di tunjang oleh tindakan social dan poliotik yang nyata. Namun demikian, dalam kenyataannya bahwa mengeluh memerangi kemiskinan seringkali menjadi suatu masalah perdebatan yang ada kaitannya dengan masalah tersebut, yaitu berkenaan dengan cara dan sasarannya.


Daftar Pustaka
Ahmadi Drs. H. Abu, Ilmu Sosial Dasar, Bineka Cipta Jakarta 2003.v
 Wahyu Drs. MS., Wawasan Ilmu Sosial, Usaha Nasional S

0 komentar:

Posting Komentar

Kursor Blog